siaranid - Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) kali ini
akan fokus pada agenda pembangunan ekonomi dan keuangan Islam. Pendekatan
dengan menggunakan teknologi pun akan dilakukan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, belajar dari
perkembangan ekonomi Islam yang progresif di Dubai dan Malaysia, penting untuk
mengintegrasikan aspek teknologi ke dalam kerangka pembangunan ekonomi Islam.
"Pemerintah berkomitmen untuk menyediakan
infrastruktur, regulasi yang relevan, serta untuk terus mempromosikan ekonomi
dan keuangan Islam, tidak hanya untuk industri, tetapi juga untuk seluruh
masyarakat," ujar Bambang dikutip dari keterangan resminya, Senin 9 Juli
2018.
Menurut Bambang, melalui KNKS pemerintah dan
regulator akan bekerja sama secara sinergis untuk membuka potensi ekonomi dan
keuangan Islam, dengan mengintegrasikan ide dan inovasi dengan inovasi
teknologi. Karena itu, ekonomi dan keuangan Islam nasional diharapkan tumbuh
lebih cepat dan memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, upaya ini pun
sejalan dengan fenomena perkembangan industri 4.0 secara global. Pemerintah
berkomitmen untuk mempercepat pelaksanaan revolusi industri keempat sebagai
garda depan revitalisasi sektor manufaktur Indonesia dalam rangka mencapai visi
Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia pada 2030.
Dalam kaitannya dengan ekonomi syariah, Bambang
menjelaskan, perlu perhatian terhadap potensi besar pengembangan ekonomi Islam,
khususnya industri halal. Seiring dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran
umat Islam secara global dalam menggunakan produk halal, ekonomi Islam global
telah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir dan pengakuan
luas.
Berdasarkan Laporan Ekonomi Islam Global terbaru,
diperkirakan bahwa muslim global menghabiskan lebih dari US$2 triliun di
seluruh sektor gaya hidup pada 2016.
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar,
Indonesia merupakan konsumen terbesar produk halal global. Namun sejauh ini,
kata Bambang, Indonesia belum menjadi
pemain global dalam produksi makanan halal, busana muslim, perjalanan halal,
dan sektor lainnya.
Pemerintah tegasnya, akan bekerja keras untuk
mendorong agar Indonesia mampu menjadi pemain global, dalam beragam sektor
usaha produk halal serta mempromosikan gaya hidup halal di Indonesia. Karena
itu kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri dan aktor terkait lainnya
diperlukan untuk mengembangkan industri halal nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar