Minggu, 27 Mei 2018

Dua Pemimpin Korea Lakukan Pertemuan Setelah Lebih Dari Satu Dekade





suaraid-Walaupun bertetangga bahkan serumpun , Korea Selatan dan Korea Utara merupakan negara yang bisa dikatakan tidak harmonis. Latar belakang kepemimpinan dan ideology yang dianut adalah hal yang membuat satu sama lain diantara mereka yang memberikan jurang yang memisahkan.

Namun pada Sabtu, 26 mei 2018 lalu, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengadakan pertemuan mendadak dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un . Pertemuan ini dilakukan dalam upaya untuk memastikan pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berlangsung dengan sukses.

Pertemuan diplomatik ini merupakan perubahan dramatis terbaru perubahan secara tiba-tiba dalam sepekan yang mengelilingi pertemuan puncak antara AS dan Korut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pertemuan ini juga sekaligus sebagai tanda terkuat bahwa kedua pemimpin Korea itu mencoba untuk mempertahankan lagi masa depan pertemuan puncak itu pada jalurnya.
Bertempat di desa perbatasan Panmunjom, pembicaraan selama dua jam ini terjadi sebulan setelah mereka mengadakan pertemuan antar-Korea pertama setelah lebih dari satu dekade di tempat yang sama pada tanggal 27 April lalu. Pada Saat itu mereka menyatakan akan bekerja menuju semenanjung Korea yang bebas nuklir dan secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-53.
Seperti diketahui, dimana Korut dan Korsel sejatinya masih dalam situasi perang karena Perang Korea hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
“Kedua pemimpin secara terbuka bertukar pandangan tentang mewujudkan pertemuan puncak Korea Utara-AS yang sukses dan tentang penerapan Deklarasi Panmunjom,” kata juru bicara kepresidenan Korsel dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters.
Namun tidak dikonfirmasi bagaimana pertemuan itu diatur atau pihak mana yang memintanya.
Oleh Istana Presiden Korsel mengeluarkan video dan foto yang menunjukkan Kim Jong-un memeluk Moon Jae-in dan mencium pipinya tiga kali saat ia melihat Moon setelah pertemuan mereka di Tongilgak, gedung Utara di desa gencatan senjata, yang terletak di Zona Demiliterisasi (DMZ) - zona penyangga selebar 4 km yang membentang di sepanjang perbatasan dengan personil militer bersenjata lengkap.
Pertemuan sebelumnya diadakan di sisi perbatasan selatan. Mereka didampingi oleh kepala intelijen Korsel, Suh Hoon dan rekannya dari Korut Kim Yong-chol, yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea.
Pada rekaman yang ditunjukan juga memperlihatkan adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memberi salam kepada Moon ketika ia tiba di Tongilgak dan berjabat tangan, sebelum pemimpin Korsel memasuki gedung yang diapit oleh penjaga militer Korut.
Moon adalah satu-satunya pemimpin Korsel yang telah bertemu pemimpin Korut dua kali, keduanya di DMZ, simbol permusuhan tanpa akhir setelah Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata.
Atas pertanyaan Reuters tentang pertemuan tersebut, Gedung Putih tidak menanggapi. Namun juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan tim pendahulu dari Gedung Putih dan pejabat Departemen Luar Negeri AS akan berangkat ke Singapura sesuai jadwal pada akhir pekan ini untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya pertemuan puncak di sana.
Sebelumnya, Presiden Korsel Moon Jae-in telah bertemu dengan Trump di Washington pada awal pekan ini. Itu dilakukan dalam upaya untuk menjaga pertemuan puncak di jalur seperti yang direncanakan pada 12 Juni di Singapura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar